Apa Itu Quantum Computing dan Apa Bedanya dengan Cloud Computing?
Teknologi komputasi berkembang semakin pesat. Dulu, komputer hanya digunakan untuk mengetik dokumen atau menyimpan data. Kini, komputasi sudah masuk ke ranah yang jauh lebih kompleks yaitu, membantu menganalisis big data, menjalankan kecerdasan buatan, hingga melakukan analisa dan simulasi.
Di balik kemajuan ini, ada dua istilah yang makin sering muncul: Quantum Computing dan Cloud Computing. Keduanya memiliki fungsi dengan pendekatan yang sangat berbeda. Quantum Computing memiliki cara dalam menghitung dan memecahkan masalah yang sebelumnya mustahil diselesaikan komputer biasa. Sementara Cloud Computing membuat akses teknologi jadi lebih mudah, fleksibel, dan efisien.
Apa sebenarnya perbedaan antara keduanya? Bagaimana hubungan keduanya bisa saling melengkapi? Yuk, simak artikel ini sampai selesai!
Quantum Computing adalah bentuk lanjutan dari teknologi komputasi yang bekerja berdasarkan prinsip-prinsip fisika kuantum. Jika komputer biasa (klasik) menggunakan bit yang hanya bisa bernilai 0 atau 1 komputer kuantum menggunakan qubit, yang bisa bernilai 0, 1, atau keduanya sekaligus dalam satu waktu (disebut superposisi).
Sifat kuantum lainnya seperti entanglement juga memungkinkan qubit saling terhubung dan mempengaruhi satu sama lain secara instan, sehingga efisiensi perhitungan bisa meningkat secara drastis.
Quantum Computing pertama kali diperkenalkan pada awal 1980-an, namun baru dalam beberapa tahun terakhir mulai dikembangkan secara lebih serius oleh berbagai perusahaan teknologi besar. Kemampuannya bukan sekadar lebih cepat, tapi juga mampu menyelesaikan jenis masalah yang terlalu kompleks untuk komputer biasa, seperti simulasi molekul obat, pemodelan cuaca ekstrem, hingga pemecahan algoritma kriptografi tingkat tinggi .
Sebagai tambahan, menurut Matthias Troyer, seorang peneliti quantum dari ETH Zurich dan Microsoft, “Jika quantum computers hanya bermanfaat untuk kimia dan ilmu material, itu saja sudah cukup” Shtetl-Optimized. Pernyataan ini menegaskan bahwa potensi komputasi kuantum sangat besar, bahkan jika hanya digunakan dalam bidang riset material dan obat.
Dua fungsi utama Quantum Computing saat ini adalah:
- Optimasi: digunakan untuk mencari solusi terbaik dari berbagai kemungkinan, misalnya dalam penjadwalan logistik, perencanaan keuangan, atau pengaturan jalur transportasi.
- Pencarian dan analisis data kompleks: cocok untuk menelusuri data tidak terstruktur dalam skala besar, misalnya pada proses riset atau pencarian pola tersembunyi dalam big data.
Quantum Computing mulai digunakan di berbagai bidang, tergantung kebutuhan dan kompleksitas masalah yang ingin diselesaikan. Beberapa penerapannya antara lain:
Digunakan untuk meniru sistem kuantum lain, seperti reaksi kimia dalam molekul. Jenis ini banyak digunakan di bidang riset, farmasi, dan sains material.
Meningkatkan keamanan data dengan metode yang jauh lebih sulit untuk diretas. Kriptografi kuantum bisa membuat sistem komunikasi hampir tidak mungkin dibobol.
Menggabungkan kemampuan machine learning dengan kecepatan komputasi kuantum. Cocok untuk industri yang membutuhkan analisis data dalam jumlah sangat besar dalam waktu singkat.
Lalu apa itu cloud computing? Cloud Computing adalah teknologi yang memungkinkan pengguna menyimpan, mengakses, dan mengelola data serta aplikasi melalui internet bukan dari komputer lokal atau server fisik pribadi. Istilah "cloud" merujuk pada kumpulan server jarak jauh yang bisa diakses kapan saja dan dari mana saja.
Teknologi ini sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari: menyimpan foto di Google Drive, mengakses dokumen di Microsoft 365, hingga menjalankan aplikasi bisnis di AWS atau Azure.
Cloud Computing umumnya terbagi dalam tiga layanan utama:
- IaaS (Infrastructure as a Service): menyediakan infrastruktur virtual seperti server, penyimpanan, dan jaringan.
- PaaS (Platform as a Service): menyediakan platform untuk mengembangkan, menjalankan, dan mengelola aplikasi.
- SaaS (Software as a Service): menyediakan perangkat lunak siap pakai yang bisa langsung digunakan tanpa instalasi.
Baca juga: Mengenal Layanan Cloud Computing dan Jenis-Jenisnya
Meski sama-sama bagian dari teknologi komputasi, Quantum Computing dan Cloud Computing punya pendekatan dan fungsi yang sangat berbeda.
Berikut ilustrasi perbedaannya, dikutip dari artikel Quantum Computing and Cloud: The Next Frontier in Computational Power oleh Hilaris Publisher:
Menggabungkan Quantum dan Cloud Computing bukanlah hal yang mustahil. Bahkan, saat ini sudah mulai diterapkan oleh beberapa perusahaan teknologi besar. Cloud menjadi sarana untuk mengakses Quantum Computing secara remote tanpa harus memiliki hardware-nya secara langsung, yang harganya bisa mencapai jutaan dolar dan membutuhkan kondisi khusus seperti suhu sangat rendah.
Contohnya, IBM menyediakan akses ke komputer kuantumnya melalui platform cloud bernama IBM Quantum Experience, yang memungkinkan peneliti atau pengembang mencoba algoritma kuantum melalui antarmuka web. Begitu juga dengan Amazon Braket dari AWS dan Azure Quantum dari Microsoft.
Dengan cara ini, Quantum Computing menjadi lebih inklusif dan dapat dimanfaatkan oleh lebih banyak pihak, termasuk universitas, lembaga riset, hingga perusahaan rintisan (startup) yang belum memiliki infrastruktur sendiri.
Mengakses Quantum Computing lewat cloud umumnya melalui beberapa tahapan berikut:
- Mendaftar ke penyedia layanan
Seperti IBM Quantum, AWS Bracket, atau Azure Quantum. Umumnya tersedia versi gratis dan berbayar. - Memilih platform dan tools
Setiap penyedia memiliki tools yang berbeda. IBM, misalnya, menyediakan Qiskit—tool open-source untuk pemrograman kuantum. - Menulis algoritma kuantum
Menggunakan bahasa pemrograman khusus (seperti Python dengan Qiskit). Algoritma ini nantinya dijalankan di simulator kuantum atau langsung di perangkat kuantum asli. - Menjalankan dan menganalisis hasil
Output dari program kuantum biasanya bersifat probabilistik, sehingga perlu dilakukan beberapa kali untuk melihat pola dan akurasi. - Integrasi dengan sistem lain
Beberapa perusahaan menggabungkan komputasi kuantum dengan machine learning, optimasi, dan teknologi lain untuk riset lanjutan atau pengembangan produk.
Quantum Computing dan Cloud Computing adalah dua pendekatan berbeda dalam dunia teknologi, masing-masing dengan kekuatan dan peran spesifik. Quantum lebih ditujukan untuk menyelesaikan masalah yang sangat kompleks seperti simulasi molekul atau optimasi tingkat tinggi, sementara cloud berfokus pada aksesibilitas, fleksibilitas, dan efisiensi sumber daya komputasi yang dapat digunakan siapa saja kapan saja.
Meskipun berbeda, keduanya bisa saling melengkapi. Dengan adanya layanan cloud berbasis quantum seperti IBM Quantum Experience atau AWS Braket, kini pengguna bisa mengakses kekuatan komputasi kuantum tanpa harus memiliki perangkat fisiknya. Ini membuka peluang kolaborasi baru antara dua teknologi penting ini, yang akan menjadi pondasi penting dalam transformasi digital masa depan. Sementara menunggu quantum computing matang, bisnis sudah bisa memanfaatkan Bare Metal Server Indonesia untuk kebutuhan komputasi intensif yang membutuhkan performa tinggi dan kontrol penuh, sekaligus menyiapkan fondasi menuju era quantum.