news image
news 12 Desember 2022

Advertising supported software atau adware adalah software yang mendistribusikan atau menayangkan iklan online yang berbentuk pop-up secara otomatis dan tanpa henti. Adware biasanya berpotensi membawa malware hingga dapat meng-install aplikasi tanpa izin dari pemilik ponsel. Penyebab utama dari kemunculan adware ini biasanya karena ulah dari pengguna ponsel yang menginstal aplikasi ilegal atau tidak melalui PlayStore atau App Store atau asal mengklik iklan dari suatu website.


Sedangkan, adware ini menjadi salah satu metode yang seringkali digunakan oleh para pengiklan untuk mendapatkan penghasilan. Pengiklan biasanya memanfaatkan metode pay-per-click dari iklan pop-up yang muncul dan tidak sengaja diklik oleh pengguna atau skema pembayaran yang diterima pembuat iklan akan seperti berikut ini:


  1. Pay-per-click (PPC) atau ketika pengguna mengklik iklan yang muncul.
  2. Pay-per-view (PPV) atau ketika iklan tayang di perangkat pengguna.
  3. Pay-per-install (PPI) atau setiap kali software berhasil terinstal pada device pengguna atau target.

Terkadang, adware bisa tidak sengaja masuk ke website dan pemilik website pun bisa saja tidak tahu bila situsnya sudah terinfeksi, terlebih bagi yang website-nya belum dipasangi dengan SSL. Sementara bagi pengguna, adware berbahaya karena berpotensi membocorokan data pribadi pengguna ke pihak pembuat software atau pengiklan sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak ketiga untuk melakukan kecurangan atau personalized marketing.

Apa perbedaan adware dengan virus?

Walau sekilas keduanya serupa, namun adware dan virus adalah dua hal yang berbeda. Virus merupakan malware yang memang diciptakan untuk menyusup dan merusak hardware hingga mencuri data pribadi pemilik komputer. Virus juga bisa dapat mengacaukan kinerja sistem operasi. Namun adware belum tentu mengandung virus.


Tujuan dari utama dari adware adalah untuk mendistribusikan iklan pada user. Beberapa adware juga bahkan dapat menginstal software sendiri dan mengganti pengaturan mesin pencari default pada browser pengguna. Maka, bila suatu ketika kamu merasa ada aplikasi yang terinstal secara tiba-tiba atau pengaturan browser berubah, bisa saja itu ulah dari adware.


Dampak yang diakibatkan dari adware adalah mengganggu produktivitas pengguna. Biasanya perangkat akan makin lambat, pop-up iklan akan muncul terus sehingga mengganggu mobilitas. Sementara pada website yang terserang adware adalah user experience-nya jadi tidak menyenangkan. Efek lainnya adalah data menjadi rentan jatuh ke pihak ketiga dan mengundang cyber crime, baik phising maupun social engineering.

Apa saja jenis adware?

Berdasarkan jenis perangkat yang digunakan, adware dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Adware komputer

    Adware komputer bisa berasal dari instalan software freeware, software shareware, dan download install ekstensi yang biasanya gratis dan diunduh secara ilegal lewat internet. Ketika seseorang mendownload aplikasi gratis, terkadang secara tidak langsung program berbahaya juga ikut terinstall secara otomatis. Sebab, software tersebut menjadi bagian dari aplikasi atau software yang sudah ter-download. Selain itu, adware komputer dapat menjangkit segala jenis perangkat komputer dengan sistem operasi apapun, seperti Windows, Linus, MacOS. Untuk itu, pengguna harus lebih waspada dan teliti saat mengunduh aplikasi dan membuka link dari sumber yang tidak tepercaya.  
  2. Adware smartphone

    Selain PC dan laptop, adware juga rentan terjadi pada smartphone bila penggunanya sering mengklik link atau iklan dari sumber tak tepercaya. Biasanya, pengunjung website yang smartphone-nya terkena adware bisa merasakan penurunan performa pada perangkat, seperti menjadi lebih lemot. Tak hanya itu, adware yang menjangkit pada smartphone juga bisa memunculkan pop up iklan yang mengganggu pada notifikasi serta membuat smartphone mendownload dan menginstal aplikasi secara tiba-tiba, tanpa persetujuan.
    Selain berdasarkan jenis perangkat yang digunakan, adware juga terbagi menjadi dua, yang berbahaya dan aman.

    A. Legitimate adware yang merupakan iklan online yang aman dan tidak mengandung malware. Jenis ini akan meminta persetujuan user untuk mengumpulkan data.

    B. Potentially Unwanted Applications (PUAs) yang merupakan adware yang berbahaya. Jenis ini bisa terinstall otomatis pada perangkat pengguna. Jenis ini memiliki 3 kategori:
    • Illegal malicious adware PUA yang mengandung virus, spyware, dan malware penyebab cyber-crime.
    • Legal abusive adware PUA yang tidak mengandung malware namun akan memberikan spam dengan berbagai iklan.
    • Legal deceptive adware PUA yang akan mempersulit pengguna saat ingin menghapus aplikasi yang sudah terinstall.

    Baca juga: Kenali Jenis-Jenis Cybercrime dan Cara Mengatasinya


    Bagaimana cara mencegah adware?

      1. Jangan sembarangan mengklik pop-up iklan

        Salah satu cara mencegah terserang adware adalah dengan tidak sembarang mengklik pop-up iklan, terutama yang terlihat aneh, seperti berbau perjudian atau pornografi. Bahkan, tidak jarang pop-up iklan ini muncul memenuhi laman website dan baru akan hilang ketika sudah diklik oleh pengguna.
      2. Hindari mendownload file ilegal

        Modus yang sering dipasang oleh pemilik iklan adalah pop-up yang menyatakan perangkat pengguna terkena virus dan harus mengklik button yang ada untuk mendownload anti-virus. Padahal, bisa jadi itu merupakan potentially unwanted apps. Untuk itu, sebisa mungkin download file atau aplikasi melalui laman tepercaya agar dapat terhindar dari kesalahan mengklik pop-up.  
      3. Hapus software yang mencurigakan

        Hapus atau langsung uninstall software mencurigakan yang tiba-tiba terpasang pada perangkat kamu. Sebab, bisa jadi pengguna tidak sengaja mengklik adware sehingga aplikasi atau software terpasang secara otomatis. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya langsung hapus aplikasi tersebut.
      4. Pasang antivirus

        Memiliki antivirus merupakan salah satu cara agar perangkat aman dari beragam virus dan malware saat mengunjungi berbagai website di dunia maya. Jangan lupa untuk memilih antivirus yang sudah tepercaya, memasang yang versi orisinal, dan terus melakukan update bila dibutuhkan.
      5. Memasang plugin anti-malware

        Bagi pemilik website, memasang plugin anti-malware juga dapat menjadi cara sederhana agar website terhindar dari adware yang tidak terdeteksi.
      6. Kunjungi situs yang sudah memasang SSL

        Situs yang sudah memasang SSL biasanya memiliki ciri tanda gembok di samping URL website-nya. Ini berarti risiko terjadinya penyadapan, pencurian data penting, dan penipuan akan lebih kecil terjadi.
        Begitupun dengan pemilik website untuk memasang SSL bagi yang belum. Karena SSL mampu meminimalisasi website agar tidak terkena malware atau adware yang berbahaya.

Selain itu, pastikan untuk memilih hosting yang aman dan tepercaya dengan beragam ulasan positif dari pengguna, seperti NEO Web Hosting dari Biznet Gio.

Dengan harga mulai dari Rp20.000/bulan, kamu akan mendapatkan layanan hosting dengan fasilitas gratis SSL, built-in anti spam, dan Imunify360 untuk layanan NEO Web Hosting pada paket Expert ke atas. Biznet Gio juga menyediakan sertifikat SSL berbayar baik single untuk melindungi satu domain dan Wildcard yang bisa melindungi seluruh domain dan subdomain. Untuk mendapatkannya, kunjungi Portal Biznet Gio.