news image
news 10 September 2023

Memahami Dunia Cybersecurity: Apa Itu Cybersecurity dan Cara Praktis Untuk Hadang Cyberattack di Tahun 2023

Ancaman siber kini merupakan risiko nyata yang dihadapi individu maupun organisasi di era digital. Terlepas dari seberapa ketat pengamanan yang diterapkan, nyatanya serangan dan insiden keamanan siber masih kerap terjadi. Peretasan, pencurian, hingga pemerasan data adalah beberapa contoh kriminalitas dunia maya yang berpotensi merugikan korban hingga miliaran rupiah.

 

Lantas, apa sebenarnya cybersecurity itu? mengapa penting untuk diterapkan? bagaimana cara menangkal beragam serangan siber yang ada? Artikel ini akan membahas seluk-beluk dunia cybersecurity, mulai dari pengertian, tujuan, aspek hingga contoh serangan siber. Sekaligus cara mencegah dan menanggulangi ancaman keamanan dunia digital yang kian canggih dan kompleks.

 

Apa itu Cybersecurity?

Cybersecurity tidak sama dengan hacking. Cybersecurity atau keamanan siber merupakan istilah yang merujuk pada praktik untuk mempertahankan, melindungi, dan mengamankan sistem komputer, jaringan, data, dan perangkat-perangkat yang terhubung ke internet dari ancaman kerusakan yang mungkin terjadi. Cybersecurity mencakup berbagai teknologi, proses, dan kontrol yang dirancang untuk menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data di dunia digital.

 

Apa Tujuan dari Cybersecurity?

Tujuan utama dari cybersecurity adalah memastikan bahwa aset dan informasi digital penting tetap aman. Ini mencakup melindungi informasi rahasia perusahaan, data pribadi pelanggan, catatan keuangan, properti intelektual, serta menjaga agar sistem dan layanan tetap berjalan lancar tanpa gangguan. Tanpa cybersecurity, data dan infrastruktur digital rentan disusupi, diserang, bahkan dihancurkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

 

Aspek Cybersecurity

Cybersecurity bertujuan untuk memenuhi 3 faktor keamanan inti dalam melindungi aset digital atau biasa disebut CIA Triad:

 

  1. Confidentiality (Kerahasiaan)

    Confidentiality adalah perlindungan informasi dari akses yang tidak sah. Ini berarti bahwa informasi hanya dapat diakses oleh orang-orang yang berwenang untuk melihatnya. Beberapa cara untuk menerapkan ini adalah dengan menggunakan kata sandi yang kuat, mengenkripsi data, dan membatasi akses ke sistem dan informasi.

     

  2. Integrity (Integritas)

    Integrity merupakan kelanjutan dari confidentiality di mana informasi hanya dapat diubah oleh orang-orang yang berwenang untuk melakukannya. Integrity dapat dikompromikan oleh berbagai ancaman, seperti serangan malware dan SQL injection. Integrity dapat diterapkan menggunakan checksums dan hash functions untuk memeriksa integritas data, serta menggunakan versi kontrol untuk melacak perubahan pada data.

     

  3. Availability (Ketersediaan)

    Availability memastikan bahwa informasi tersedia bagi orang-orang yang berwenang untuk mengaksesnya. Ini berarti bahwa informasi tidak boleh dirusak atau dinonaktifkan tanpa sebab. Availability ini biasanya dihubungkan dengan beberapa serangan siber seperti DDoS dan ransomware.

 

Beberapa cara untuk meningkatkan availability ini adalah dengan menerapkan backup dan disaster recovery untuk melindungi data dari kerusakan, dan menggunakan load balancing untuk memastikan bahwa sistem tetap tersedia saat ada lonjakan permintaan.

 

Dampak dari Serangan Siber

Tanpa Cybersecurity, cyberattack akan merajalela. Cyberattack atau yang sering disebut Serangan siber dapat berdampak signifikan bagi korban, baik individu maupun organisasi. Dampaknya bisa beragam mulai dari kerugian finansial, hilangnya reputasi, hingga berhentinya operasional bisnis. Beberapa contoh dampak umum dari serangan siber:

 

  1. Kehilangan informasi sensitif

    Hilang atau bocornya data sensitif akibat pencurian atau penghapusan data oleh peretas. Ini bisa mencakup informasi pribadi, rahasia perusahaan, atau catatan keuangan.

     

  2. Gangguan operasional bisnis

    Terganggunya keberlangsungan operasional bisnis dan produktivitas pegawai karena sistem dan jaringan utama menjadi tidak tersedia. Misalnya akibat ransomware atau serangan DDoS.

     

  3. Kerugian finansial

    Kerugian finansial secara langsung akibat pencurian atau transfer dana secara ilegal, biaya pemulihan sistem, hingga denda dari regulator karena kebocoran data.

     

  4. Hilangnya reputasi

    Reputasi dan kepercayaan publik yang menurun akibat insiden keamanan, hilangnya data pelanggan, atau pelanggaran privasi.

     

  5. Potensi ancaman fisik

    Jika jenis serangan sudah semakin besar dapat meningkatkan potensi ancaman fisik jika sistem operasional penting seperti perbankan, kesehatan, militer atau fasilitas berisiko lainnya diserang.

 

Metode dan Contoh Serangan Siber

Ada beragam jenis serangan siber yang biasa dilakukan oleh para hacker (peretas) dan kriminal di dunia maya. Beberapa yang umum ditemui antara lain:

 

  1. Malware

    Perangkat lunak berbahaya seperti virus, trojan, spyware, dan ransomware yang menginfeksi perangkat dan jaringan korban. Contohnya WannaCry dan Zeus Gameover yang pernah menyebabkan kerusakan sistem dan kerugian finansial di banyak organisasi.

     

  2. Social Engineering atau Phishing

    Teknik penipuan melalui email, website, media sosial, dan lainnya untuk mencuri informasi sensitif dengan menyamar sebagai perusahaan atau entitas sah yang dikenal korban. Phising dan social engineering bertujuan untuk mendapatkan informasi pribadi korban, seperti kata sandi, nomor kartu kredit, dan alamat.

     

  3. Serangan Distributed Denial of Service (DDoS)

    Serangan DDoS akan membuat layanan korban tidak dapat diakses dengan cara membanjiri server dan jaringan mereka dengan lalu lintas palsu. Lalu lintas palsu ini dikirim dari sejumlah komputer yang telah diinfeksi malware. Dengan mengakses layanan korban secara bersamaan, penyerang akan membuat server dan jaringan korban kewalahan dan akhirnya down. Tujuan serangan ini adalah untuk memeras korban.

     

  4. SQL Injection

    Teknik menyisipkan kode SQL yang berbahaya ke database dengan memanfaatkan kelemahan dalam sistem aplikasi web yang tidak aman. Ini memungkinkan peretas mengeksekusi perintah sembarangan dan mengakses data sensitif. Hal ini dapat menyebabkan pencurian data, kerusakan data, atau gangguan operasi bisnis.

     

  5. Zero-Day Exploits

    Zero-day Exploits biasanya dilakukan dengan menggunakan kode berbahaya yang dirancang untuk mengeksploitasi celah keamanan. Kode ini dapat dikirimkan melalui email, situs web, atau media lainnya dengan memanfaatkan kerentanan sistem, perangkat lunak, atau perangkat keras yang belum diketahui publik dan belum ada patch perbaikannya. Ini juga sekaligus menyebabkan Zero-day Exploits sulit dideteksi dan diatasi. Serangan ini dapat menyebabkan pencurian data, kerusakan data, atau gangguan operasi bisnis.

     

  6. Man-in-the-Middle Attack

    Man-in-the-middle (MITM) Attack adalah serangan keamanan yang memungkinkan penyerang menyadap komunikasi antara dua pihak. Mereka dapat melakukan ini dengan berbagai cara, seperti memasang perangkat lunak berbahaya di perangkat korban, menggunakan titik akses Wi-Fi palsu, atau memanfaatkan kerentanan keamanan dalam sistem jaringan.

     

  7. Brute Force

    Brute force adalah serangan keamanan yang mencoba menebak kata sandi atau kunci dengan mencoba berbagai kemungkinan kombinasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan akses ke sistem atau data yang dilindungi kemudian melakukan pemerasan dan pencurian aksi tersebut. 

 

Ancaman siber akan terus berevolusi seiring perkembangan teknologi dan munculnya ancaman baru. Oleh karena itu, dibutuhkan kesiapsiagaan, kesadaran, dan upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk meningkatkan keamanan dunia digital. Dengan Cybersecurity, pengguna internet akan lebih memahami risiko dan strategi mitigasi sangat penting agar tidak menjadi korban berikutnya.

 

Cara Umum Menerapkan Cybersecurity

Ada banyak metode cybersecurity yang bisa digunakan untuk melindungi sistem komputer, jaringan, dan data dari serangan atau akses ilegal. Berikut adalah beberapa metode yang paling umum;

 

  1. Penggunaan Firewall

    Firewall adalah perangkat yang memblokir lalu lintas jaringan yang tidak diinginkan berdasarkan aturan tertentu. Firewall dapat dikonfigurasi untuk memblokir akses ke layanan, website, port, atau alamat IP tertentu. Firewall bisa berbasis perangkat keras maupun lunak.

     

  2. Enkripsi

    Enkripsi adalah proses mengubah data menjadi bentuk yang tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak memiliki kunci dekripsi. Enkripsi dapat digunakan untuk melindungi data saat disimpan di disk, saat ditransfer melalui jaringan, atau saat dikirim melalui email. Contoh enkripsi misalnya WPA2 pada Wi-Fi dan SSL/TLS pada website.

     

  3. Manajemen Akses

    Manajemen akses adalah proses mengendalikan siapa yang memiliki akses ke sistem dan data tertentu dengan sistem otorisasi dan autentikasi kuat untuk mencegah penyalahgunaan. Ini berguna untuk mencegah oknum yang tidak memiliki akses untuk mengubah sistem.

     

  4. Berhati-hati terhadap email, website, atau telepon yang mencurigakan

    Berhati-hati terhadap email atau lampiran mencurigakan yang berpotensi phishing atau mengandung malware. Sekaligus terhadap website dengan domain yang mencurigakan, maupun telepon yang berpotensi spam. Jangan sembarangan mengeklik tautan yang terdapat pada pesan tersebut.

     

  5. Monitoring dan Deteksi

    Monitoring dan deteksi adalah proses memantau sistem dan data untuk mencari tanda-tanda serangan. Pemantauan dan deteksi dapat dilakukan dengan menggunakan solusi keamanan endpoint yang up-to-date seperti perangkat lunak antivirus, perangkat lunak anti-malware, dan intrusion detection system.
     

  6. Mitigasi

    Mitigasi adalah proses merespons dan memulihkan dari serangan. Mitigasi ini dapat mencakup langkah-langkah seperti memblokir lalu lintas yang tidak diinginkan, memulihkan data yang dicuri, dan menyelidiki serangan. Ini juga bisa dilakukan dengan cara melakukan backup yang teratur. Maupun dari sisi infrastruktur yang mendukung disaster recovery plan (DRP) untuk membuat layanan dapat pulih dengan cepat pasca serangan.

 

Cybersecurity adalah hal yang penting bagi semua pihak, baik individu, perusahaan, maupun organisasi pemerintah. Dengan menerapkan metode-metode cybersecurity yang tepat, kita dapat membantu melindungi sistem dan data kita dari serangan siber.

 

Bangun Literasi Cybersecurity yang Lebih Baik

Cyberattack merupakan ancaman nyata yang selalu berkembang dan bisa menyerang siapa saja setiap saat. Anggapan awam di mana cybersecurity sering disamakan dengan hacking juga perlu diperbaiki agar khalayak Indonesia mulai memahami esensi penting dari cybersecurity seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.  

 

Biznet Gio sebagai salah satu penyedia layanan cloud terintegrasi di Indonesia juga secara kontinyu mendukung literasi dunia digital melalui beberapa program dan layanan yang ditawarkan. Melalui program Distek, Biznet Gio berkolaborasi bersama beberapa panelis ahli untuk membahas tentang cybersecurity.

 

Program Diskusi Teknologi - Cyber Security 101: Decode Cyberthreats Like a Pro yang mengulas introduksi cybersecurity secara lengkap dengan beberapa panelis yang ahli di bidangnya. Buat kamu yang ketinggalan program ini, kamu bisa menontonnya melalui video di bawah ini.

 

 

Biznet Gio sendiri juga menawarkan beberapa layanan yang siap dukung semua aspek transformasi digital yang juga memiliki fitur tambahan untuk menghadapi cyberattack mulai Anti DDoS hingga sebagai DRC. Konsultasikan segera semua kebutuhan cloud bersama cloud expert dari Biznet Gio. Hubungi sales@biznetgio.com sekarang.