news image
news 7 Oktober 2022
Saat ini, berbagai framework populer sudah menggunakan konsep MVC untuk mengembangkan website, seperti Laravel, CodeIgniter, dan Laminas. Adapun MVC kepanjangannya adalah model-view controller yang merupakan pola desain arsitektur website dan terbagi menjadi tiga sesuai namanya, yakni model, view, dan controller.

Konsep arsitektur tersebut dianggap dapat mengefektifkan proses membuat website, baik jadi lebih terstruktur dan tersusun sehingga memudahkan pekerjaan selesai lebih cepat. Artinya, jika developer mengerjakan suatu proyek tidak perlu lagi membuat script dari awal.

  • Model, bagian yang mengelola dan berhubungan langsung dengan database,
  • View, bagian yang akan menyajikan tampilan desain dan informasi kepada pengguna,
  • Controller, bagian yang menghubungkan model dan view dalam setiap proses request dari user.

Dengan menerapkan konsep MVC, website akan memiliki bagian yang terpisah dan bisa dikembangkan masing-masing bagiannya, tanpa mengganggu bagian lain. Developer pun akan lebih fokus pada pengerjaan satu bagian saja saat membuat website.

Cara kerja MVC



Pada gambar di atas:

  • Bagian View melakukan permintaan informasi agar dapat ditampilkan kepada pengguna.
  • Kemudian, permintaan diterima oleh Controller dan dikirimkan ke bagian Model untuk diproses.
  • Informasi yang diterima di bagian Model akan dioleh dan dicari data informasinya ke dalam database.
  • Selanjutnya, Model memberikan kembali informasi yang telah didapatkan pada Controller agar hasilnya dapat ditampilkan pada View.
  • Controller mengambil hasil olahan yang dilakukan pada bagian Model serta menata hasil olahan pada View.
 

Manfaat menerapkan MVC

Terdapat sejumlah keuntungan menggunakan framework MVC dalam pembuatan website, antara lain:

  1. Eror atau bug lebih mudah ditangani

    Metode MVC membuat developer lebih fokus dalam mengembangkan website karena tahu bagian mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Dengan demikian, developer dapat menemukan bug dan memperbaikinya dengan cepat.
    Sebagai contoh, bila function search pada marketplace tidak berjalan dengan baik, misalnya eror, tidak bisa diklik, atau tidak menampilkan hasil pencarian, bisa saja permasalahan tersebut disebabkan pada datanya atau tombolnya. Dengan demikian, bila prediksi tersebut ternyata benar, maka front-end dapat langsung memperbaiki eror tersebut.
  2. Proses testing jadi lebih mudah

    Menggunakan kerangka MVC membuat proses testing dapat dilakukan per bagian yang telah siap saja dan tidak perlu menunggu keseluruhan web selesai.
  3. Mengembangkan website menjadi lebih efisien

    Konsep MVC membantu proses pengembangan website menjadi lebih cepat. Sebab, MVC terbagi menjadi tiga bagian sehingga proses pengerjaannya akan seperti ini:

    - Bagian Model dan Controller bisa dikerjakan oleh tim back-end developer.
    - Bagian View bisa dikerjakan oleh tim front-end developer dan tim UI/UX.

    Dengan demikian, masing-masing tim dapat menyelesaikan bagiannya secara terpisah tanpa menggangu tim lainnya.
  4. Maintenance jadi mudah

    MVC memungkinkan penggunaan script yang lebih terstruktur dan rapi sehingga memudahkan tim developer saat mengembangkan dan me-maintenance website.

Framework yang menggunakan MVC

Berikut adalah beberapa contoh framework yang menggunakan MVC sebagai pola arsitekturnya, antara lain:

  • Framework Python: Django, Turbogears2, Watson-Framework, dan sebagainya.
  • Framework PHP: Laravel, Symfony, CakePHP, Zend, dan CodeIgniter.
  • Framework Nodejs: Express, Adonis, Sails.js, Total.js, Mean.js, dan Mojito.

Contoh penggunaan metode MVC

Setelah mengetahui definisi lengkap dari MVC, berikut adalah contoh penerapan metode MVC dengan menggunakan framework CodeIgniter, framework PHP yang bersifat open-source dan  banyak digunakan oleh web developer untuk membangun aplikasi berbasis website.

  • Unduh CodeIgniter dan ekstrak file-nya ke web server.
  • Buatlah folder model, kemudian tambahkan kode seperti gambar berikut ini:

  • Nantinya, controller juga perlu membuat folder baru lain dengan nama yang beda dari folder model. Tambahkan kode berikut ini:

  • Jika sudah, kamu perlu membuat folder baru untuk bagian view. Silakan masukan kode berikut ini:


Setelah semuanya selesai, kamu bisa mengakses localhost untuk proses uji coba. Untuk contoh lainnya, kamu juga bisa mencoba mengikuti pada laman berikut ini.

Itulah contoh penggunaan konsep MVC. MVC merupakan konsep arsitektur dalam sistem pengembangan website yang terbagi menjadi tiga, yaitu model, view, dan controller. Konsep ini bisa memudahkan developer untuk mengembangkan website menjadi lebih efisien, testing lebih mudah, eror atau bug lebih cepat diatasi, dan pemeliharaan atau maintenance menjadi lebih mudah.

Menggunakan MVC akan memberikan efisiensi dalam web development, khususnya pada pembuatan aplikasi web atau website. Selain itu, setiap aplikasi maupun website yang dibangun tentu membutuhkan server yang kuat untuk bisa mengoptimasi aplikasi apapun yang dibangun. Seperti misalkan pada CodeIgniter, tingkat keamanan pada CodeIgniter akan semakin tinggi sesuai dengan keamanan server yang dimiliki. Karena itu memiliki server dengan fitur keamanan yang tersertifikasi dan berstandar internasional seperti SOC 2 Type II, PCI-DSS dan ISO 27001. Salah satunya adalah NEO Lite, layanan virtual private server (VPS) dari Biznet Gio. Dengan NEO Lite, kamu bisa mendapatkan VPS dengan berbagai pilihan OS yang lengkap serta memiliki redundansi jaringan yang andal. Sehingga siap digunakan untuk membuat aplikasi ataupun website yang cepat, responsif, dan selalu bisa diakses.

Tersedia juga pilihan add-ons, seperti  backup untuk menjaga keamanan data. Dapatkan NEO Lite mulai dari Rp50.000 per bulan yang lengkap dengan sumber daya komputasi hingga 16 vCPU, 16 GB RAM, dan 60 GB SSD Storage yang masih dapat pengguna scale up sesuai kebutuhan, serta gratis bandwidth 10 Gbps tanpa tambahan biaya egress. Kunjungi Portal Biznet Gio sekarang atau untuk informasi lebih lanjut melalui support@biznetgio.com.