news image
news 22 Juli 2022

Mengenal Apa Itu IOPS: Definisi dan Penggunaannya

Bagi kamu yang sering berkecimpung dalam dunia penyimpanan, seperti SSD maupun HDD, pastinya sudah tak asing dengan istilah input/output operations per second (IOPS) (dibaca “ai-ops”). IOPS adalah bentuk pengukuran untuk kinerja penyimpanan, baik hard disk drive (HDD), solid-state driver (SSD), dan jaringan area penyimpanan.

 

Istilah IOPS ini digunakan untuk memperkirakan seberapa cepat sebuah penyimpanan dapat membaca (read) dan menulis (write) paket data yang berada di berbagai tempat dalam drive per detiknya.

 

Bila satuan byte menjadi patokan ukur untuk kecepatan transfer, IOPS digunakan untuk mengukur kecepatan kinerja penyimpanan. Sebagai patokan, IOPS sering kali dibandingkan dengan revolutions per minute (rpm) yang merupakan ukuran untuk menjukkan kecepatan putaran poros atau crankshaft mesin yang dihitung dalam satu menit.

 

Tentunya, semakin cepat server yang menggunakan storage dengan kecepatan tinggi, maka akan mendukung proses komputasi yang berjalan. Selanjutnya, performa service atau aplikasi yang digunakan juga dapat semakin cepat dan maksimal.

 

Jadi, angka IOPS yang memiliki kapasitas lebih besar, performa dari penyimpanan tersebut pun akan semakin baik. IOPS juga memiliki tiga jenis, yakni read (baca), write (tulis), dan read and write (baca dan tulis).

 

Sebagai informasi, baca/tulis merupakan ukuran kinerja pada perangkat penyimpanan. Kecepatan baca adalah ukuran yang mencakup lama waktu yang dibutuhkan untuk membuka file di perangkat. Sementara, kecepatan tulis adalah untuk mengukur lama waktu yang dibutuhkan untuk menyimpan sesuatu ke perangkat penyimpanan.

 

IOPS mengukur kinerja input output operations (IOP) dalam satuan detik. IOP sendiri adalah seberapa cepat sistem dapat menerima atau menghasilkan kumpulan data atau file tertentu. Adapun hasil IOP juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti ukuran blok data pengujian dan banyaknya antrian permintaan data yang akan diproses. Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah apakah nomor IOP yang menunjukkan baca acak, tulis acak, atau keduanya.

 

Dengan demikian, nilai IOP yang kemudian menjadi IOPS yang lebih tinggi berarti perangkat mampu menangani lebih banyak operasi per detik. Misalnya, nilai IOPS tulis berurutan yang tinggi akan membantu saat menyalin file dalam jumlah besar dari drive lain.

 

IOPS dalam SSD vs HDD

Tentunya kita sudah tidak asing bila SSD lebih unggul dibandingkan HDD. SSD memiliki nilai IOPS yang jauh lebih tinggi dari pada HDD.

 

Hal ini dikarenakan SSD memiliki keunggulan IOPS yang tinggi karena tidak ada bagian bergerak sehingga tidak ada batas pencarian fisik, sehingga SSD dapat melakukan lebih banyak operasi baca/tulis hingga 1.000 kali per detik lebih banyak dibandingkan drive biasa. Berbeda dengan HDD yang berjalannya lebih lambat dikarenakan desainnya.

 

Kecepatan akses pada SSD mampu berjalan lebih cepat karena SSD dapat mengakses alamat data jauh lebih cepat dan detail, dibandingkan dengan HDD yang hanya dapat memindahkan kepala drive. Performa SSD yang jauh lebih tinggi ini pun menempatkan SSD pada posisi ideal untuk IOPS tinggi.

 

 

Sebagai contoh, HDD yang berputar pada putaran 7.200 RPM memiliki nilai IOPS 90, sementara SSD akan memiliki nilai IOPS di atas 10.000.

 

Cara mengukur IOPS

IOPS dapat diukur dengan alat yang bernama Iometer. Iometer pada awalnya dikembangkan oleh Intel, serta IOzone dan FIO. Sayangnya, pada 2006, Intel menghentikan kontribusinya dalam Iometer.

 

Padahal, adanya Iometer dapat menentukan IOPS dalam kondisi baca atau tulis yang berbeda. Dengan mengukur IOPS dan latensi, administrator jaringan pun dapat memprediksi seberapa banyak beban yang dapat ditangani tanpa memengaruhi kinerja penyimpanan. IOPS juga dapat diukur menggunakan kalkulator IOPS online yang perhitungannya berdasarkan rata-rata dari kecepatan drive, waktu pencarian baca, dan tulis.

 

Namun, bila ingin menghitung IOPS secara manual, bisa menggunakan rumus berikut ini:

 

IOPS rata-rata : bagi 1 dengan jumlah latensi rata-rata dalam md dan waktu pencarian rata-rata dalam md (1 / (latensi rata-rata dalam md + waktu pencarian rata-rata dalam md).

 

Contoh drive: IOPS yang dihitung untuk disk ini: 1/(0,003 + 0,0045) = sekitar 133 IOPS.

 

Keuntungan IOPS yang tinggi

Semakin tinggi atau besar IOPS, maka semakin banyak keuntungan dan keunggulan yang bisa dirasakan, seperti:
 
  1. Lebih cepat sehingga banyak read/write data yang dapat dieksekusi.
  2. Memungkinkan pekerjaan yang berat sekalipun berjalan dengan lebih cepat.
  3. Membantu eksekusi dan operasi database yang besar.
  4. Mencegah server, aplikasi, atau data down bahkan berhenti.

 

Itulah pembahasan dan penjelasan mengenai IOPS. Jadi, jumlah IOPS atau input dan output per detik merupakan angka penting untuk mengukur kemampuan SSD, HDD, maupun jaringan area penyimpanan. Semakin tinggi/besar angka IOPS maka performa SSD, HDD, maupun jaringan area penyimpanan semakin baik.

 

Dengan NEO Metal, layanan bare metal dari Biznet Gio, pengguna bisa mendapatkan dedicated server dengan SSD Storage Enterprise yang berperforma IOPS tinggi. NEO Metal memiliki spesifikasi dengan hardware terbaru dari HPE ProLiant, serta processor Intel Xeon dan AMD EPYC generasi terbaru yang bisa kamu dapatkan dengan harga dibawah 5 jutaan.

 

Selain itu, kamu juga bisa menambah storage unlimited untuk NEO Metal dengan NEO Elastic Storage (NES) Ultrafast hingga 10.000 IOPS yang hanya dibanderol dengan harga mulai dari Rp1.500/GB per bulannya. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi support@biznetgio.com.