news image
news 18 Januari 2023

Saat ini, berselancar di internet sudah menjadi hal yang tak luput dilakukan setiap harinya. Walau disibukkan oleh beragam kegiatan, tetapi internet juga menjadi sarana yang bisa menghibur diri. Hal ini pun menjadi angin segar bagi sejumlah kalangan untuk memanfaatkan internet, baik website maupun sosial media sebagai sarana menggaet pendapatan berlebih, seperti online shop maupun influencer. Alhasil, mereka pun berlomba-lomba untuk membangun website dan mendapatkan followers atau pengikut yang lebih banyak. Tak jarang hingga membeli followers palsu.


Namun, memiliki banyak followers dan website bukan berarti langsung memiliki engagement rate yang tinggi. Engagement rate merupakan metrik, alat, atau istilah yang sering dikaitkan sebagai indikator positif sebuah akun untuk menilai seberapa bagus interaksi atau relasi antara akun dengan audience atau atensi audience dengan akun.


Yuk, simak lebih lengkapnya mengenai engagement rate melalui artikel berikut ini.


Apa itu engagement rate?

Melansir dari Blog Hootsuite, engagement rate merupakan matrik dasar yang digunakan dalam pemasaran media sosial untuk mengukur kinerja sebuah konten pada platform media sosial atau web. Indikator dasar ini wajib untuk dipahami bagi mereka yang berkecimpung di dalam dunia digital, seperti marketer dan influencer agar bisa mengukur keterlibatan audiens dengan post mereka.


Sebagai contoh, bila sebuah konten mendapatkan banyak “perhatian” dari followers atau non-followers yang menjadi suatu tindakan, maka secara langsung pengetahuan publik terhadap brand akan meningkat. Adapun interaksi yang dapat diartikan sebagai bagian dari engagement antara lain berupa reactions, likes, komentar, membagikan konten, menyimpan, direct message, mentions, menekan button call to action (CTA), durasi audiens saat membaca atau menonton konten, dan masih banyak lagi tergantung dengan tools yang disediakan dan dapat digunakan oleh pengguna pada platform tersebut.


Engagement rate juga dapat digunakan sebagai riset untuk mengetahui kebutuhan audiens berdasarkan jumlah interaksi mereka dengan beberapa konten tertentu. Misalnya dengan mengetahui konten mana yang menggaet lebih banyak atensi dan konten mana yang lebih sedikit engagement-nya. Dengan demikian, pemilik akun dapat mengetahui behavior dan interest para audiensnya. Hasil pengukuran engagement rate juga dapat menjadi bentuk evaluasi dalam menyusun strategi selanjutnya.



Fungsi engagement rate

Dalam dunia digital marketing, engagement rate menjadi aspek terpenting jika ingin brand lebih dikenal publik, meningkatkan efektivitas kinerja tim, dan lain sebagainya.


  1. Mengukur efektivitas campaign

    Engagement rate dapat digunakan sebagai tolak ukur efektivitas kampanye atau campaign. Misalnya, dengan mengetahui apakah engagement rate yang dilihat setelah membuat campaign hasilnya cukup rendah, berarti dapat dikatakan bahwa kampanyenya masih kurang menarik perhatian audiens dan belum efektif, baik dari segi konten yang dibuat, media yang digunakan, maupun faktor lainnya yang bisa dikaji lebih lanjut. Begitupun sebaliknya.


  2. Mengetahui perkembangan kompetitor

    Selain dapat mengetahui engagement rate akun pribadi, indikator engagement rate juga bisa digunakan untuk mengetahui akun-akun kompetitor dengan memanfaatkan tools, seperti Tanke maupun Phlank. Lalu, bila engagement rate kompetitor lebih tinggi, bisa untuk melihat dan belajar strategi pemasaran yang digunakannya.


  3. Tolak ukur user experience

    Mengetahui engagement rate juga bisa menjadi tolak ukur user experience di mana bagaimana audiens bisa betah berlama-lama di dalam website. Semakin tinggi engagement rate bisa diartikan semakin bagus user experience di dalam web tersebut. Artinya, audiens senang berinteraksi dengan website dan konten-konten di dalamnya, atau karena audiens dapat menemukan informasi yang dibutuhkan serta web memiliki UI/UX design yang baik.

    Sebaliknya, engagement rate yang rendah menandakan bahwa aspek-aspek user experience-nya masih perlu diperbaiki. Misalnya, navigasi yang membingungkan.


  4. Faktor yang mempengaruhi engagement rate

    Melansir dari Sproutsocial, sebenarnya tidak ada faktor pasti yang mempengaruhi engagement rate. Sebab, interaksi dari audiens akan selalu berubah sesuai dengan konteks pemasaran dan media yang digunakan. Namun, terdapat beberapa faktor umum yang mempengaruhi engagement rate berdasarkan platform yang digunakan, misalnya:


    • Website: scroll depth atau kedalaman audiens dalam melakukan scrolling sebuah halaman, lama rata-rata pengunjung pada halaman, tampilan halaman, bounce rate, jumlah shares, dan lainnya.
    • Sosial media: pada umumnya platform sosial media sudah menyertakan matriksnya tersendiri untuk memudahkan pengguna menghitung dan mengetahui jumlah likes, shares, saved posts,dan komentar pada masing-masing konten. Platform media sosial juga umumnya memiliki tools yang berbeda, misalnya Twitter memiliki fitur Retweet, Pinterest memiliki Pins, LinkedIn memiliki views.
    • Email: open rates, click-through rates, bounced email, dan lain sebagainya.
     

    Cara meningkatkan engagement rate

    Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan engagement rate, khususnya pada website, antara lain:


    1. Buat konten yang user-friendly

      Tinggi dan rendahnya engagement rate menjadi tanda bahwa website telah menjawab kebutuhan audiens. Untuk itu, sajikan konten yang user-friendly di mana relevan dengan kebutuhan audiens dan memiliki manfaat. Caranya dengan mengenali terlebih dahulu siapa audiens, seperti gender dan usia, sebelum membuat konten.


    2. Pilih waktu publikasi

      Selanjutnya, waktu publikasi yang tepat juga bisa membuat konten memiliki engagement rate yang tinggi. Misalnya dengan mengikuti tren yang sedang terjadi atau riding the wave, lalu jam-jam untuk mempublikasikan konten khususnya pada sosial media, misalnya pada sore atau malam hari.   


    3. Gunakan call-to-action

      Call-to-action (CTA) bisa digunakan untuk mengajak audiens agar mau membaca lebih lanjut, mengarahkan mereka untuk mengisi formulir, dan melakukan pembelian. CTA bisa diletakkan di tempat yang mudah dilihat audiens, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar.


    4. Mobile-friendly

      Saat ini, banyak orang yang mengunjungi website dengan menggunakan smartphone dibandingkan dengan laptop atau komputer. Untuk itu, penting memiliki website dengan tampilan mobile yang baik. Hal ini bisa dilakukan dengan memilih tema yang responsif pada web, menu yang simpel, menggunakan font yang mudah dibaca, dan kurangi pop-up pada web.


    5. Kecepatan website

      Engagement rate tidak akan didapatkan bila website kamu memiliki speed di bawah rata-rata. Pasalnya, pengunjung cenderung akan langsung meninggalkan web bila loading-nya lama. Alhasil, pengunjung pun akan meninggalkan web tanpa melakukan interaksi apapun atau bounce rate.


    Maka, cara untuk bisa mempercepat web dan meningkatkan engagement rate adalah dengan menggunakan gambar dengan ukuran yang telah di-compress, menjalankan fitur caching, menghapus plugin yang tidak perlu. Selain itu, penting untuk memilih layanan hosting sesuai kebutuhan agar website dapat berjalan secara maksimal. Jika seandainya dirasa layanan shared hosting tidak bisa mengakomodasi kebutuhan traffic yang terus meningkat, kamu bisa mempertimbangkan untuk beralih ke layanan VPS dengan sumber daya dedicated, yaitu NEO Lite.

    NEO Lite merupakan layanan cloud VPS praktis yang mampu melayani kebutuhan untuk pengembangan aplikasi dan web yang lebih optimal karena sumber daya komputasinya yang dedicated. Selanjutnya, untuk mempermudah mengolah server dan website pengguna hanya perlu menginstall control panel yang diinginkan, baik versi open source (gratis) atau bila mau yang pasti optimal bisa memilih Plesk Panel yang dibanderol hanya mulai dari Rp25.000  per bulan.


    Dengan sumber daya yang dedicated dan Plesk sebagai control panel, kamu akan memiliki website yang mudah dikelola dengan kecepatan yang tetap stabil walau traffic sedang tinggi dan tentunya bisa menambahkan potensi untuk menaikkan engagement rate.


    Tak hanya itu, NEO Lite sudah dibekali dengan infrastruktur server dan jaringan backup untuk mendukung high availability (HA) dan fasilitas gratis bandwidth up to 10 Gbps, tanpa biaya egress.


    Mulai dari Rp50.000 per bulan, NEO Lite bisa kamu dapatkan dengan berbagai pilihan paket dengan spesifikasi vCPU hingga 16 Core, RAM hingga 16 GB, dan SSD Storage 60 GB yang bisa kamu tingkatkan kapan saja sesuai kebutuhan. Tingkatkan engagement rate untuk kebutuhan brand melalui web yang stabil dan mampu menampung traffic tinggi dengan NEO Lite dan lisensi Plesk Panel sekarang melalui Portal Biznet Gio.