news image
news 20 Juni 2022

 

Ada beberapa cara untuk meningkatkan user experience pengunjung website. Mungkin kamu sudah berhasil membuat website yang bagus dari segi konten dan desain. Tapi ternyata ada faktor lain di luar tampilan dan isi website. Salah satunya adalah memilih layanan hosting. Topik ini sudah pernah kita bahas sebelumnya, Kamu bisa klik link dibawah untuk mengetahui tentang web hosting.

 

Baca juga: Perbedaan Shared Hosting dan Dedicated Hosting. Pilih yang Mana?

 

Faktor lain yang juga berdampak terhadap user experience adalah kecepatan load website. Kamu tentu tidak mau jika website yang akan dikunjungi lelet dan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat diakses. Salah satu cara yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan kecepatan load website adalah dengan menggunakan LiteSpeed Web Cache Manager, Apa itu, web cache dan LiteSpeed Web Cache Manager? Yuk baca artikel ini sampai tuntas!

 

Apa itu Web Cache?

Web cache sendiri merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk menyimpan data sementara website baik di server maupun di browser, hal ini berfungsi untuk optimasi kecepatan load website. Jadi pada dasarnya jika seorang pengunjung website mencoba untuk membuka sebuah website maka tidak perlu untuk mencari ulang halaman yang dituju pada database server dan hanya perlu memanggil halaman yang terdapat pada cache. Hasilnya adalah halaman website dapat ditampilkan lebih cepat.

 

Cara Kerja Web Cache

Setiap kali pengunjung mengunjungi konten atau laman pada website lalu kemudian laman tersebut di ditampilkan, data salinan-nya akan tersimpan di web cache sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan, jadi jika seandainya terdapat pengunjung lain meminta konten yang sama maka tidak perlu lagi memanggil konten dari server asli melainkan cukup ke web cache sehingga website bisa dimuat lebih cepat.

Cara kerja web cache sendiri dapat diurutkan seperti berikut

1.   Pengunjung mengunjungi laman dengan browser

2.   Browser kemudian mengirim HTTP request ke web cache

3.  Jika seandainya konten terdapat pada web cache maka konten dapat langsung dipanggil, tapi jika konten tidak terdapat pada cache maka web cache akan meminta konten yang di minta ke server asli.

4.  Jika seandainya konten tersebut bisa di-cache maka web cache akan mencoba membuat salinan konten tersebut untuk mempercepat waktu akses laman yang sama kedepannya

 

Jenis-jenis Web Cache

Terdapat 4 jenis web cache yaitu site cache, browser cache, server cache, dan micro cache. Berikut adalah penjelasannya.

 

1. Site Cache

Site cache adalah jenis cache yang akan menyimpan data laman web pada saat pertama kali membuka laman tersebut. Jika laman sudah berhasil dimuat sepenuhnya maka laman tersebut akan disimpan di cache untuk waktu yang telah ditentukan. Jadi jika seandainya pengunjung mencoba mengunjungi laman yang sama maka akan bisa diakses lebih cepat.

Cache yang tersimpan diatur oleh sisi klien, pemilik website hanya bisa menentukan berapa lama cache akan tersimpan. Site cache bisa diaktifkan dengan menggunakan menggunakan plugin. cache ini cocok digunakan untuk menyimpan laman statis yang kontennya jarang berubah. Jika seandainya digunakan untuk menyimpan laman yang dinamis dan selalu berubah maka laman yang akan ditampilkan adalah laman yang lama.

 

2. Browser Cache

Browser cache adalah cache yang dibangun oleh browser pengunjung. Biasanya konten yang tersimpan pada browser cache adalah laman HTML, CSS stylesheets, dan gambar. Mirip seperti site cache dimana keduanya ada di sisi klien. Perbedaannya adalah site cache dapat diatur oleh pemilik website dengan menggunakan plugin sedangkan browser cache sepenuhnya diatur oleh browser. Browser akan sepenuhnya mengatur kapan cache tersebut akan dihapus.

 

3. Server Cache

Server cache sepenuhnya dikendalikan oleh pemilik website tanpa intervensi dari pengunjung. Server cache akan menyimpan data pada website seperti Content Delivery Network (CDN) caching, object caching, dan opcode caching. Setiap caching akan menyimpan file berbeda dari konten website.
Server cache adalah yang paling efisien untuk mengurangi load server karena jika ada permintaan, server akan mencoba mencarinya pada cache terlebih dahulu. Jika konten tersedia maka konten yang dimaksud dapat dimuat dengan cepat. Server cache memungkinkan server untuk menampung lebih banyak traffic. Salah satu plugin untuk server caching yang mumpuni adalah LiteSpeed Web Cache.

 

4. Micro Cache

Berbeda dengan jenis diatas, micro cache belum banyak diketahui oleh pengguna. Micro cache akan menyimpan data website pada jangka waktu yang sangat pendek. Umumnya konten tersebut akan disimpan selama 10 detik. Micro cache tidak cocok digunakan oleh setiap website melainkan hanya website kecil yang kontennya dinamis dan selalu berganti.

 

Apa itu LiteSpeed Web Cache?

LiteSpeed Web Cache Manager adalah plugin gratis dari LiteSpeed yang bisa kamu install menggunakan cPanel. fungsinya yaitu untuk meningkatkan kecepatan load website dengan memaksimalkan cache pada CMS. Berikut adalah beberapa fitur yang akan didapatkan jika menginstall LiteSpeed Web Cache Manager:

 

     Meningkatkan performa website dengan caching otomatis pada halaman web

     Mempercepat load gambar pada halaman website

     Membersihkan cache otomatis halaman tertentu pada website

     Cache otomatis kepada setiap pengunjung yang masuk ke website

     Caching terpisah untuk tampilan website mobile dan desktop

     Kemampuan untuk menjadwalkan pembersihan cache untuk URL tertentu

 

LiteSpeed Web Cache merupakan plugin optimasi kecepatan website dan juga mampu untuk meningkatkan rank Google Page Speed Insight dari low menjadi very high. Selain itu, salah satu faktor yang menentukan Search Engine Page Result (SERP) website adalah dengan memiliki website yang SEO-Friendly dan salah satu faktornya adalah memiliki website yang dapat diakses dengan cepat.

 

Cara Memasang LiteSpeed Web Cache pada Website

Pada layanan NEO Web Hosting kamu dapat menggunakan LiteSpeed Web Cache pada website milikmu dengan menggunakan cPanel. Berikut adalah langkah-langkah pemasangannya.

 

1.   Login ke Portal Biznet Gio, masukan username dan password lalu klik login. Pada tampilan dashboard portal klik NEO Web Hosting dan masuk ke cPanel melalui URL yang tertera.

 

 

 

2.  Kemudian kamu akan diarahkan menuju halaman login cPanel. Masukan kredensial yang kamu miliki sesuai dengan username dan password yang terdapat pada dashboard NEO Web Hosting.

 

 

 

3.    Pada dashboard cPanel cari tab Advanced kemudian klik LiteSpeed Web Cache Manager.

 

 

 

4.  Setelah itu scroll down sampai kamu menemukan LiteSpeed Cache Management lalu klik Wordpress Cache.

 

 

 

5.  Lalu pada laman LiteSpeed Web Cache Manager klik Scan lalu cari domain yang kamu miliki kemudian klik enable.

 

 

6.  Setelah itu lihat pada bagian Cache Status, jika status sudah berganti menjadi Enable maka kamu sudah LiteSpeed Web Cache sudah berhasil dipasang pada websitemu.

 

7.  Terakhir, lihat pada dashboard wordpress apakah  plugin telah terpasang. Lihat pada tab plugin kemudian cari LiteSpeed Web Cache.

 

 

Penutup

LiteSpeed Web Cache merupakan cara yang paling tepat untuk meningkatkan kecepatan load website milikmu. LiteSpeed Web Cache juga dapat kamu install secara gratis ke website milikmu melalui cPanel. Dapatkan NEO Web Hosting dari Biznet Gio yang sudah termasuk lisensi cPanel dengan harga mulai dari Rp20 ribu-an. Kunjungi Portal Biznet Gio sekarang!